Untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, guru matematika hendaknya memanfaatkan
penggunaan alat-alat pendidikan seperti komputer, kalkulator dan teknologi
lainnya. Di era modern yang semakin pesat ini, semakin banyak matematikawan
yang transpirasi dengan adanya produk teknologi pada bidang pendidikan,
misalnya komputer. Teknologi menyediakan pendekatan baru untuk menyelesaikan
masalah matematika dan mempengaruhi jenis pertanyaan investigasi. Teknologi
mempunyai peranan yang signifikan dalam pembelajaran matematika. Bentuk
pembelajaran matematika yang biasanya menggunakan metode konvensional dengan
tatap muka di dalam kelas, sekarang sudah mulai ada perubahan menuju
pembelajaran virtual dalam bentuk e-learning atau distance Education.
Melalui pembelajaran IT, peserta didik dapat mengakses bahan ajar ataupun tugas
tanpa adanya batasan jarak dan waktu.
Ada tiga
jenis pengguna IT/ICT dalam proses pembelajaran (Heinich, et. al., 1996)
yaitu “Pengguna yang memanfaatkan komputer untuk penyampaian materi belajar,
pengguna yang menyebarluaskan bahan ajar melalui jaringan internet, dan
pengguna yang memanfaatkan IT/ICT sebagai basis komunikasi”.
Shimojo
(2003), “pengguna IT/ICT dalam bidang pendidikan dan penelitian diantaranya :
menganalisis struktur pengetahuan untuk membuat pembelajaran yang baik;
mengevaluasi kinerja siswa melalui peta konsep; knowledge structure analysis
dan concept-map diagnosis of learning; computer-supported collaborattive
learning; distance education; dan courseware pada WEB bagi para
siswa sekolah yang bersangkutan”.
Teknologi
informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pembelajaran
matematika. Melalui jaringan internet, pembelajaran berbasis elektronik (e-learning)
dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian bahan ajar bisa dibuat dalam desain
khusus sehingga interaksi antara siswa dan komputer berlangsung secara dinamis
dalam bentuk stimulus-respon. Komputer bisa memberikan siswa kesempatan untuk
menyajikan input yang direspon komputer atau sebaliknya. Proses berikutnya
respons bisa dijadikan sebagai stimulus yang baru sehingga adanya respons
lanjutan yang akan semakin memperkuat daya ingat siswa dalam konsep yang sedang
dipelajari.
Dalam
interaksi pembelajaran berbasis komputer, bahan ajar yang digunakan merupakan
kumpulan teknik, software dan materi yang dirancang sedemikian rupa
untuk memperlancar proses pembelajaran. Software komputer harus mampu
memotivasi siswa, sehingga siswa tertarik pada pembelajaran tersebut. Kaput
(1992:515) mengemukakan “Program pembelajaran berbasis komputer tidak hanya
didasarkan pada asumsi-asumsi yang dijadikan sebagai panduan, tapi juga harus
didasarkan pada kepiawaian pakar dalam mengimplementasikan asumsi-asumsi
tersebut dalam presentasi software tersebut, selaras dengan
karakteristik software dan hardware yang digunakan”.
Best
regards,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar